Catalytic converter adalah komponen penting pada sistem knalpot kendaraan yang berfungsi untuk mengurangi polusi udara dengan mengubah gas buang berbahaya seperti karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx) menjadi zat yang lebih aman.
Meskipun efektif dalam mengurangi dampak pencemaran, catalytic converter memerlukan perawatan agar tetap berfungsi optimal. Artikel ini akan membahas jenis, cara kerja, serta tanda-tanda kerusakan pada catalytic converter agar Anda dapat menjaga kendaraan tetap ramah lingkungan.
Mengenal Apa itu Caralytic Converter
Catalytic converter adalah komponen penting di sistem knalpot mobil yang berfungsi untuk mengurangi emisi gas buang berbahaya seperti hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan nitrogen oksida (NOx). Bentuknya menyerupai sarang lebah dan diletakkan di dalam saluran knalpot agar bisa menyaring polutan sebelum gas buang dilepaskan ke udara. Di Indonesia, penggunaan catalytic converter mulai diwajibkan sejak tahun 2007 seiring dengan diberlakukannya standar emisi Euro 2. Sejak saat itu, kendaraan bermesin bensin maupun diesel harus menggunakan alat ini demi menekan dampak pencemaran udara.
Jenis Catalytic Converter
Catalytic converter ternyata punya beberapa jenis yang berbeda, dan masing-masing punya cara kerja serta keunggulan tersendiri dalam mengurangi emisi gas buang dari kendaraan. Berikut ini penjelasan tiga jenis catalytic converter yang paling umum digunakan:
1. Oxidation Catalyst (OC)
Jenis ini sering disebut sebagai catalytic converter untuk proses oksidasi. Cara kerjanya, oksigen akan bereaksi dengan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) yang beracun, lalu mengubahnya menjadi zat yang lebih aman seperti karbon dioksida (CO₂) dan uap air (H₂O).
Namun, agar reaksi oksidasi ini berjalan efektif, dibutuhkan tambahan udara bersih di bagian exhaust manifold. Meskipun mampu menangani CO dan HC, jenis ini kurang efektif dalam menurunkan kadar nitrogen oksida (NOx), sehingga biasanya dibantu dengan sistem EGR (Exhaust Gas Recirculation) untuk sedikit menguranginya.
2. Three-Way Catalyst (TWC)
Nah, kalau yang satu ini bisa dibilang sebagai tipe catalytic converter paling lengkap dan efisien. TWC mampu menangani tiga jenis gas berbahaya sekaligus: CO, HC, dan NOx. Dalam proses ini, nitrogen oksida (NO) akan dipecah menjadi nitrogen (N₂) yang aman.
Sementara karbon monoksida dan hidrokarbon akan mengalami oksidasi dan berubah menjadi CO₂ dan H₂O. Reaksi ini terjadi secara bersamaan dalam satu tahap, makanya disebut “three-way.” TWC banyak digunakan di mobil modern karena kemampuannya mengurangi polusi secara maksimal.
3. Three-Way Catalyst & Oxidation Catalyst (TWC-OC)
Jenis ini merupakan versi gabungan dari dua sistem sebelumnya, yaitu TWC dan OC. Tujuannya tentu untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap lingkungan dengan menekan lebih banyak zat polutan sekaligus.
Kombinasi ini bekerja lebih efektif dalam mengatasi berbagai emisi berbahaya, terutama pada kendaraan dengan tingkat emisi tinggi. Biasanya digunakan pada kendaraan yang butuh performa tinggi namun tetap ingin menjaga emisi gas buangnya.
Fungsi Catalytic Converter
Catalytic converter punya tugas penting di mobil, yaitu buat nyaring gas buang yang kotor biar nggak langsung nyebar ke udara. Gas buang dari mesin biasanya bawa zat berbahaya kayak hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO) yang bisa nyebabin polusi dan ganggu kesehatan.
Nah, alat ini dipasang di bagian knalpot mobil. Fungsinya buat ngubah gas-gas beracun itu jadi lebih aman, kayak karbon dioksida, nitrogen, dan uap air. Jadi sebelum gas buang dilepas ke udara, udah disaring dan diproses dulu. Dengan begitu, catalytic converter bantu jaga udara tetap bersih dan mobil juga jadi lebih ramah lingkungan.
Cara Kerja Catalytic Converter
Catalytic converter adalah komponen pada sistem pembuangan kendaraan yang berfungsi mengurangi emisi gas buang berbahaya. Bagian ini memiliki struktur seperti sarang lebah yang dilapisi logam mulia seperti platinum atau paladium yang bertindak sebagai katalisator.
Saat gas buang melewati permukaan logam tersebut, terjadi reaksi kimia yang mengubah zat polutan seperti hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan nitrogen oksida (NOx) menjadi senyawa yang lebih aman, seperti karbon dioksida (CO₂), nitrogen (N₂), dan uap air (H₂O). Meskipun logam katalis tidak rusak oleh reaksi kimia, efektivitasnya bisa menurun karena penumpukan kotoran, sehingga tetap perlu dirawat agar fungsinya optimal.
Tanda-Tanda Kerusakan pada Catalytic Converter
Catalytic converter merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pembuangan gas kendaraan, dan memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Kualitas bahan bakar yang rendah maupun kondisi lalu lintas yang padat dapat memicu pembakaran yang tidak sempurna, yang kemudian berdampak pada penurunan fungsi catalytic converter. Berikut ini adalah beberapa indikasi umum yang menunjukkan bahwa catalytic converter mengalami kerusakan:
1. Muncul Bau Tidak Sedap dari Knalpot
Salah satu tanda awal kerusakan catalytic converter adalah tercium bau menyengat menyerupai belerang atau telur busuk dari sistem knalpot. Bau ini diakibatkan oleh akumulasi gas sulfur yang tidak tersaring secara optimal. Dalam banyak kasus, asap yang dihasilkan juga akan terlihat lebih pekat dibandingkan biasanya.
2. Kemampuan Akselerasi Menurun Drastis
Catalytic converter yang tersumbat dapat menghambat aliran gas buang, sehingga memengaruhi performa mesin. Kendaraan akan terasa kurang responsif saat pedal gas diinjak, bahkan pada tekanan penuh sekalipun. Situasi ini juga menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros, karena energi yang dihasilkan tidak efisien.
3. Bagian Bawah Kendaraan Terasa Lebih Panas
Apabila terdapat kerusakan atau kebocoran pada sistem pembuangan, suhu di area bawah kendaraan akan meningkat secara signifikan. Hal ini terjadi karena panas dari proses pembakaran tidak dapat keluar dengan lancar akibat hambatan pada catalytic converter, khususnya jika terdapat gangguan pada katup atau saluran pembuangan.
4. Lampu Indikator Mesin Menyala
Mobil modern umumnya dilengkapi sensor oksigen (O2 sensor) yang memantau kinerja catalytic converter. Ketika sensor mendeteksi adanya gangguan atau penurunan fungsi, sistem akan secara otomatis menyalakan indikator “Check Engine” pada panel instrumen. Nyalanya lampu ini merupakan peringatan awal yang tidak boleh diabaikan, dan sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan di bengkel resmi atau terpercaya.
Catalytic converter merupakan komponen yang sangat penting dalam menjaga kualitas udara dengan mengurangi emisi gas buang berbahaya dari kendaraan. Dengan berbagai jenis dan cara kerja yang berbeda, alat ini berfungsi untuk mengubah gas polutan menjadi zat yang lebih aman. Penting bagi anda untuk menjaga catalytic converter dalam kondisi baik melalui perawatan rutin, mengingat dampaknya terhadap lingkungan dan performa kendaraan. Jika anda merasakan tanda-tanda kerusakan seperti bau tidak sedap atau penurunan performa, segera lakukan pemeriksaan agar kendaraan tetap ramah lingkungan dan efisien.